Minggu, 28 Desember 2014

Artikel - Kreativitas dalam Manajemen ( Bahasa Indonesia 2# )

KREATIVITAS DALAM MANAJEMEN
Manajemen, ketika berbicara manajemen banyak hal yang terbesit dalam fikiran kita. Tapi pada dasarnya kata manajemen berasal dari bahasa Perancis kuno yakni menagement, yang memiliki arti “seni melaksanakan dan mengatur”. Kata manajemen mungkin berasal dari bahasa Italia (1561) maneggiare yang berarti “mengendalikan”. Bahasa Perancis lalu mengadopsi kata ini dari bahasa Inggris menjadi menagement yang memiliki arti “seni melaksanakan dan mengatur”.
Namun pada saat ini saya akan membahas dengan tema “Kreativitas dalam Manajemen”. Dalam setiap segi kepemimpinan pasti tidak lepas dari strategi manajemen yang baik, setiap strategi manajemen tidak hanya menggunakan teori dan ilmu-ilmu yang dipelajari diberbagai universitas. Manajemen menggunakan kreativitas tidak kalah hebatnya dengan ilmu manajemen yang dipelajari di perguruan tinggi. Kreativitas dalam manajemen lebih ditujukan dalam penguasaan otak kanan. Pahamilah sungguh-sungguh, kesuksesan itu lebih dari 80% ditentukan oleh otak kanan, lantaran tak terpisahnya antara otak kanan dengan EQ dan SQ, sedangkan otak kiri, disinilah IQ berpusat. Pada dasarnya manajemen sendiri sangat berkaitan dengan otak kanan, terutama manajemen pemasaran,. Saya menemukan kaitan antara kutipan “mulailah dengan yang kanan” dengan pengembangan produk baru (New Product Development). Menurut Booz, allen dan Hamilton, proses pengembangan produk baru terdiri dari 6 tahap. Setelah saya amati, ternyata tahap paling awal sangat bertumpu pada otak kanan, yaitu penghasilan ide, karena ide dari yang biasa saja sampai ide yang luar biasa akan tercipta dari otak kanan. Tahap-tahap selanjutnya barulah bertumpu pada otak kiri,. Pada tingkat pemasaran secara nyata, segala macam produk pun harus dibungkus atau di balut dengan pemikiran dari otak kanan agar bisa menaikan harga jual. Coba lihat tiga level produk : - Core Benefit, - Tangible Product, -Augmented Product.
Core benefit sendiri adalah manfaat inti suatu produk, tangible product adalah produk nyata dari produk itu sendiri. Sedangkan augmented product adalah produk tambahan atau bisa juga seperti design dan dekorasi. Zaman sekarang, dunia pemasaran sibuk bermain di tangible product dan augmented product. Bukan lagi di core benefit, dan jika 3 macam tipe ini di teliti lagi ternyata core benefit itu lebih terdominasi oleh otak kiri dan tangible product serta augmented product itu bersifat kanan. Maka dari itu core benefit harus dibalut dengan tangible product dan augmented product. Kita tidak bisa memungkiri bahwa otak kanan lah yang lebih berperan sangat penting dalam suatu manajemen, karena otak kanan adalah otak kreativitas, ketika kata manajemen dipertemukan dengan kata kreativitas yang akan menjadi sebuah kalimat “kreativitas manajemen” maka akan lahir sebuah ide-ide manajemen yang sangat hebat dan tanpa batas. Mengapa saya katakan seperti itu, karena menurut saya, semua teori-teori manajemen yang dipelajari di universitas itu hampir semuanya sama dan selalu mendominasi otak kiri. Sedangkan kreativitas manajemen yang bersifat menggunakan otak kanan itu harus lahir dari diri sendiri dengan cara terus membangun dan memaksimalkan fungsi otak kanan. Pada kenyataannya, kreativitas manajemen menggunakan otak kanan tak akan dibahas dalam teori manajemen di universitas.
Relationship between Marketing Phenomena & Left-Brained & Right-Brained Orientation

Left-Brained Orientation
Right-Brained Orientation
Strategic Formulation
Strategy and tactic
Vision and mission
New Product
Ide screening
Idea generation
Development
Business analysis


Product testing


Test marketing

Innovation Adoption
Early adopter
Innovator

Early majority


Late majority


Laggard

Product Levels
Core benefit
Tangible product


Augmented product
Differentiation Strategy
Content
Context
Branding Strategy
Brand contraction
Brand extension
Product Quality
Actual quality
Perceived quality
Need Hierarchy
Lower levels
Upper levels
Need Reference
Self-needs
Market needs

Sebenarnya, yang biasa anda sebut-sebut sebagai “otak” itu adalah otak kiri. Inilah otak kognitif, otak yang berfikir, otak yang yang erat kaitannya dengan IQ, dan otak yang menentukan 20% kesuksesan.
Sebenarnya yang biasa anda sebut-sebut dengan hati itu adalah otak kanan. Inilah otak afektif otak yang merasa, otak yang erat kaitannya dengan EQ dan otak yang sangat menentukan kesuksesan hingga 80%.
Segala sesuatu itu sebenarnya dari otak, bukanlah hati atau jantung yang merasakan senang, inspired, antusias, sedih, marah, sakit hati, terkejut, serta perasaan lainnya. Jika merasa terkejut atau panik, maka otak akan memerintahkan jantung untuk berdebar lebih kencang dan yang paling menarik bahwa setiap jenis perasaan otak memancarkan frekuensi tersendiri yang berbeda-beda. Itu hanya pengenalan tentang otak saja, selanjutnya saya akan kembali lagi ke materi artikel ini.

Kreativitas dalam manajemen tidaklah sealu menemukan dan menghasilkan ide baru. Namun bisa juga dengan memodifikasi ide yang sudah ada. Dalam manajemen pun ada istilah ATM yaitu Amati Tiru Modifikasi, hal ini sudah lumrah dalam hal manajemen terutama dalam manajemen pemasaran. Begitu juga dalam hal manajemen kepemimpinan, kita bisa mengamati seorang manajer, bagaimana cara ia memimpin bagaimana cara ia memberikan perintah kepada bawahannya. Setelah kita amati kemudian dengan kreativitas yang kita miliki dapat kita ubah menjadi lebih baik dengan cara kita sendiri. Yang terpenting adalah jika kita memaksimalkan fungsi kinerja otak kanan, maka akan semakin besar kreativitas yang kita miliki. Manajemen adalah seni mengatur, jika seni dalam mengatur ini kita padu padankan dengan kreativitas, maka akan tercipta terobosan-terobosan yang bernilai.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar