Sabtu, 25 Juni 2016

Essay

Motivasi Kerja Mahasiswa Jurusan Akuntansi Setelah Mempelajari Bidang-Bidang Akuntansi
Akuntansi merupakan salah satu jurusan di fakultas ekonomi yang banyak diminati oleh mahasiswa saat ini. Mahasiswa memilih jurusan akuntansi termotivasi oleh anggapan bahwa akuntan di masa mendatang lebih dibutuhkan oleh banyak organisasi dan perusahaan, khususnya di Indonesia. Selain itu, mengapa mahasiswa memilih program studi akuntansi, misalnya prospek kerja yang menjanjikan di masa yang akan datang, peningkatan ekonomi, penghargaan dari masyarakat, dan lain-lain. Banyaknya minat mahasiswa di bidang akuntansi membuat beberapa Perguruan Tinggi Negeri dan Perguruan Tinggi Swasta menyelenggarakan Pendidikan Profesi Akuntansi (PPA) dan sekaligus membuka kesempatan bagi lulusan program Strata Satu Akuntansi untuk memperoleh gelar Akuntan yang profesional. Pendidikan Profesi Akuntansi (PPA) adalah pendidikan tambahan pada pendidikan tinggi setelah program sarjana Ilmu Ekonomi dalam program studi Akuntansi. Surat Keputusan (SK) Mendiknas No. 179/U/2001 menyatakan bahwa lulusan sarjana strata satu (S1) jurusan akuntansi berkesempatan menempuh Pendidkan Profesi Akuntansi di Perguruan Tinggi yang telah ditunjuk oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Pendidikan Profesi Akuntansi (PPA) di selenggarakan di perguruan tinggi sesuai dengan persyaratan, tatacara dan kurikulum yang diatur oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). Pendidikan Profesi Akuntansi (PPA) bertujuan menghasilkan lulusan yang memiliki keahlian di bidang akuntansi dan memberikan kompetensi keprofesiannya. Mereka yang telah menempuh Pendidikan Profesi Akuntansi nantinya akan berhak memperoleh sebutan profesi Akuntan (Ak) dan juga semakin berpeluang meniti karir sebagai auditor pemerintahan, auditor internal, akuntan sektor publik, akuntan manajemen, akuntan pendidik, akuntan perpajakan, akuntan keuangan, maupun akuntan sistem informasi.
Referensi:
-          Elia Abdillah. 2011. “Pengaruh Motivasi Kualitas dan Motivasi Karir Terhadap Minat Mahasiswa Akuntansi Untuk Mengikuti Pendidikan Profesi Akuntansi (PPA) (Studi Empiris Pada: PTN dan PTS Penyelenggara Pendidikan Profesi Akuntansi (PPA) Se-Kota Semaraang)”. Universitas Negeri Semarang.
-          Istina Findi Dewi dan Yulita Setiawanta. “Pengaruh Persepsi dan Motivasi Mahasiswa Jurusan Akuntansi yang sedang Mengambil Skripsi Terhadap Peminatan Karir dalam Bidang Perpajakan”. Universitas Dian Nuswantoro.
-          Indra Rahardian. 2008. “Pengaruh Motivasi Terhadap Minat Mahasiswa Untuk Mengikuti PPAk”. Universitas Katolik Soegikapranata.
Tulisan Ini Adalah Salah Satu Bentuk Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Softskill Akuntansi Internasional
Nama               : S. Sepriani
Dosen Matkul : Jessica B., SE., MMSi

UNIVERSITAS GUNADARMA
FAKULTAS EKONOMI

Analisis Jurnal: 3

Topik/Tema                 : Standar Audit dan Akuntansi Global
Judul                            : Determinasi Faktor yang Mempengaruhi Luas Cakupan Pengungkapan Laporan Keuangan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Barat
Nama Penulis/Peneliti  : Junaedi Yusup
Ringkasan                    :
Sejak diberlakukannya Undang-Undang No. 22 tahun 1999 tentang pemerintah daerah, pemerintah Indonesia secara resmi menerapkan otonomi daerah. Dalam otonomi daerah, pemerintah pusat menyerahkan sebagian urusan pemerintahan kepada pemerintah daerah dan pemerintah daerah diberi kewenangan untuk mendapatkan sumber dana untuk membiayai pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi tanggungjawabnya. Perolehan sumber dana dan penggunaannya harus dapat dipertanggungjawabkan. Media yang digunakan oleh pemerintah daerah kota/kabupaten untuk mempertanggungjawabkan pelaksanaan anggaran selama satu periode disajikan dalam bentuk pengungkapan dalam laporan keuangan. Untuk menghasilkan pengungkapan yang berkualitas, pemerintah mengeluarkan peraturan melalui PP No 24 tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP). Standar ini dijadikan pedoman oleh pemerintah baik pusat maupun daerah untuk
menghasilkan pengungkapan laporan keuangan yang berkualitas. Idealnya pengungkapan laporan keuangan pemerintah daerah harus berkualitas karena sudah ada pedomannya (SAP). Variabel indepen terdiri dari : 1. Tingkat kemakmuran daerah, 2. Tingkat ketergantungan pada pemerintah pusat, 3. Kompleksitas pemerintahan, 4. Jumlah temuan pemeriksaan, 5. Jenis daerah. Variabel dependen hanya satu variabel yaitu tingkat pengungkapan. Sampel dalam penelitian ini adalah laporan keuangan pemerintah kabupaten/kota di provinsi Jawa Barat tahun 2011 yang diambil dengan cara purposive sampling. Hasil analisis menunjukkan Tingkat kemakmuran daerah mempunyai hubungan positif tetapi tidak signifikan dengan tingkat pengungkapan laporan keuangan pemerintah daerah. Tingkat ketergantungan berhubungan positif tetapi tidak signifikan dengan tingkat pengungkapan laporan keuangan pemerintah daerah. Kompleksitas pemerintahan berhubungan negatif dan tidak signifikan dengan tingkat pengungkapan laporan keuangan pemerintah daerah. Jumlah temuan pemeriksaan berhubungan negatif tetapi tidak signifikan dengan tingkat pengungkapan dalam laporan keuangan pemerintah daerah. Jenis daerah berhubungan positif tetapi tidak signifikan dengan tingkat
pengungkapan dalam laporan keuangan pemerintah daerah.

-          Jurnal Akuntansi dan Keuangan (JAKA). Vol.1 No.1, September 2014. Hal 56-69. Universitas Jendral Sudirman

Tulisan Ini Adalah Salah Satu Bentuk Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Softskill Akuntansi Internasional
Nama               : S. Sepriani
Dosen Matkul  : Jessica B., SE., MMSi

UNIVERSITAS GUNADARMA

FAKULTAS EKONOMI

Analisis Jurnal: 2

Topik/Tema                 : Pelaporan Keuangan dan Perubahan Harga
Judul                            : Dampak Tingkat Kesehatan Bank Terhadap Perubahan Harga Saham Pada Perusahaan Perbankan yang Go Public di Bursa Efek Indonesia (BEI)
Nama Penulis/Peneliti  : Nurjanti Takarini dan Ukki Hayudanto Putra
Ringkasan                    :
Sesuai Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 6/23/DPNP 31 Mei 2004 kepada semua bank umum yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional perihal sistem penilaian tingkat kesehatan bank umum dan Peraturan Bank Indonesia Nomor 6/10/PBI/2004 tanggal 12 April 2004 tentang sistem penilaian tingkat kesehatan bank umum, bank wajib melakukan penilaian tingkat kesehatan bank secara triwulanan untuk posisi bulan Maret, Juni, September dan Desember. Penilaian tingkat kesehatan bank dimaksud diselesaikan selambat-lambatnya 1 (satu) bulan setelah posisi penilaian atau dalam jangka waktu yang ditetapkan oleh pengawas bank terkait. Dalam melakukan penilaian tingkat kesehatan bank dapat dinilai dengan menggunakan teknik analisis metode CAMELS (Capital, Assets Quality, Management, Earnings, Liquidity, Sensitivity to market risk). Analisis ini digunakan untuk mengetahui kinerja keuangan perusahaan dengan menggunakan rasio.  Rasio keuangan yang digunakan meliputi CAR (Capital Adequacy Ratio), RORA (Return On Risk Assets), NPM (Net Profit Margin), ROA (Return On Assets) dan LDR (Loan Deposit Ratio). Sampel ditentukan dengan teknik purposive sampling untuk mendapatkan sampel representatif sesuai dengan kriteria yang ditentukan. Sampel dalam penelitian ini ada 17 perusahaan perbankan. Penelitian ini menggunakan data sekunder berupa laporan keuangan periode 2007-2009 yang dipublikasian di media cetak Indonesia (Info Bank), Direktori Pasar Modal Indonesia (ICMD) dan Bursa Efek Indonesia (BEI). Hipotesis diuji dengan menggunakan analisis regresi berganda. Berdasarkan hasil analisis dapat disimpulkan bahwa CAR (Capital Adequacy Ratio) mempunyai pengaruh terhadap perubahan harga saham pada perusahaan perbankan yang go public di Bursa Efek Indonesia (BEI), sedangkan NPM (Net Profit Margin), ROA (Return On Assets) dan LDR (Loan Deposit Ratio) dinyatakan tidak mempunyai pengaruh terhadap perubahan harga saham pada perusahaan perbankan  yang go public di Bursa Efek Indonesia (BEI).
-          Jurnal NeO-Bis. Volume 7, Nomer 2, Desember 2013.
Tulisan Ini Adalah Salah Satu Bentuk Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Softskill Akuntansi Internasional
Nama               : S. Sepriani
Dosen Matkul  : Jessica B., SE., MMSi

UNIVERSITAS GUNADARMA
FAKULTAS EKONOMI


Analisis Jurnal: 1

Topik/Tema                 : Akuntansi Komparatif: Amerika dan Asia
Judul                          : Analisis Pengungkapan Informasi Aset Keuangan Berdasarkan PSAK 60 Pada PT. Bank Central Asia TBK
Nama Penulis/Peneliti  : Monica Supriyadi dan Herman Karamoy
Ringkasan                    :
Perkembangan usaha dalam dunia perbankan di Indonesia yang semakin pesat mendorong PT. Bank Central Asia Tbk untuk menjaga dan meningkatkan kepercayaan nasabahnya. Peran serta dan wujud peningkatan kepercayaan dapat dilihat dari tingkat pengungkapan laporan keuangan bank. Pengungkapan dan penyajian informasi dalam laporan keuangan harus sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) yang berlaku agar dapat dimengerti oleh pihak-pihak yang berkepentingan dan tidak memberikan keputusan yang salah. Pemenuhan standar akuntansi yang berkualitas menuntun pengadopsian International Financial Reporting Stndards (IFRS). Dewan Standar Akuntansi Keuangan (DSAK) telah menerbitkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan 60 (PSAK 60) Revisi 2014 mengenai pengungkapan instrumen keuangan yang berlaku efektif pada tanggal 1 Januari 2015. PSAK 60 merupakan standar yang mengacu pada International Financial Reporting Standards (IFRS) 7 mengenai Financial Instruments Disclosure yang mulai berlaku efektif pada tanggal 1 Januari 2012. Tujuan PSAK 60 adalah mengatur entitas untuk memberikan pengungkapan dalam laporan keuangannya yang memungkinkan pengguna untuk mengevaluasi signifikansi instrumen keuangan bagi posisi dan kinerja keuangan entitas, sifat dan cakupan risiko yang timbul dari instrumen keuangan yang mana entitas terekspos selama periode dan pada akhir periode pelaporan, dan bagaimana entitas mengelola resiko tersebut. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif. Objek yang diteliti adalah PT. Bank Central Asia Tbk yang merupakan salah satu bank swasta terbesar di Indonesia dan sudah go public. Pembukuan dan pelaporan Bank BCA menganut kebijakan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) di Indonesia. Kebijakan-kebijakan akuntansi yang signifikan telah diterapkan secara konsisten dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasian Bank BCA dan entitas anak. Penyajian uraian kebijakan akuntansi Bank BCA dan entitas anak dikelompokkan menurut komponen laporan keuangan konsolidasian. Masing-masing komponen mencakup uraian terperinci mengenai pengertian, klasifikasi, perlakuan, serta penyajian dan pengungkapan dari pos-pos utama laporan keuangan konsolidasi. Pengungkapan atas instrumen keuangan PT. Bank Central Asia Tbk masih mengacu pada PSAK 60 Revisi 2010. Namun dari uraian pembahasan yang telah dipaparkan, aset keuangan dan liabilitas keuangan, pengungkapan lain serta sifat dan cakupan resiko yang timbul dari instrumen keuangan yang diungkapkan dan disajikan pada Laporan Posisi Keuangan, Laporan Laba Rugi Komprehensif dan Catatan Laporan Keuangan telah sesuai dengan PSAK 60 revisi 2014. Meskipun dalam hal pengungkapan mengenai gagal bayar dan pelanggaran, dan akuntansi lindung nilai tidak diungkapkan akan keberadaannya maupun penjelasan yang memadai dalam Catatan Atas Laporan Keuangan Bank BCA.
Referensi:
-          Junal EMBA. Vol.4 No.1 Maret 2016, Hal 676-687. Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Jurusan Akuntansi. Universitas Sam Ratulangi Manado.
Tulisan Ini Adalah Salah Satu Bentuk Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Softskill Akuntansi Internasional
Nama               : S. Sepriani
Dosen Matkul  : Jessica B., SE., MMSi

UNIVERSITAS GUNADARMA

FAKULTAS EKONOMI