Perkembangan
Pengungkapan dan Pelaporan Keuangan Sebelum di IFRS dan Sesudah di IFRS
A.
Pengertian
IFRS
IFRS merupakan standar akuntansi
internasional yang diterbitkan oleh International Accounting Standar Board (IASB).
IASB dahulu bernama Komisi Standar Akuntansi Keuangan (IASC/International
Accounting Standards Committee). IASC merupakan lembaga independen untuk
menyusun standar akuntansi yang dikenal dengan Standar Akuntansi Internasional
(IAS/International Accounting Standards). Organisasi ini memiliki tujuan
mengembangkan dan mendorong penggunaan standar akuntansi global yang
berkualitas tinggi, namun dapat dipahami dan dapat diperbandingkan (Choi et al,
2005).
IFRS diterbitkan sebagai upaya untuk
memperkuat arsitektur keuangan global dan mencari solusi jangka panjang
terhadap kurangnya transparansi informasi keuangan. adapun tujuan penerapan
IFRS adalah:
1. Memastikan
bahwa laporan keuangan internal perusahaan mengandung informasi berkualitas
tinggi
2. Transparansi
bagi pengguna laporan dan dapat dibandingkan sepanjang periode yang disajikan
3. Dapat
dihasilkan dengan biaya yang tidak melebihi manfaat untuk para pengguna
4. Meningkatkan
investasi
Ada beberapa alasan munculnya akuntansi
internasional atau yang dikenal dengan IFRS:
1. Semakin
luasnya jangkauan perusahaan multinasional
2. Adanya
investasi dari dan ke luar negeri
3. Fluktuasi
keuangan yang menimbulkan perubahan kurs valas
4. Di
dalam pasar modal USA yaitu NYSE (New York Stock Exchange), dimana terdapat
1.200 perusahaan asing yang terdaftar.
IASB (International Accounting Standards
Boards) yang sebelumnya disebut IASC, menginginkan agar standar akuntansi
seluruh anggotanya konvergen dengan IFRS. Alasan IASB memilih penerapan
konvergensi bukan harmonisasi adalah, karena pengaturan yang konvergen akan
meningkatkan daya banding laporan keuangan seluruh dunia serta tidak ada
permasalahan time lags. Konvergensi standar akuntansi merupakan istilah umum
dalam IASB. Konvergensi standar akuntansi internasional dan nasional mencakup
penghapusan perbedaan secara bertahap yang mencari solusi terbaik atas
masalah-masalah akuntansi dan pelaporan. Apabila telah diterapkan konvergensi,
maka tidak ada lagi perbedaan-perbedaan akuntansi.
B.
Konvergensi
IFRS
Konvergensi IFRS adalah standar
akuntansi yang berlaku di Indonesia yang akan sesuai dengan standar akuntansi
di internasional. IAI menyatakan bahwa Indonesia akan menerapak program
konvergensi IFRS atau Indonesian GAAP yang akan dikonvergensikan secara penuh
pada tanggal 1 Januari 2012. Standar akuntansi Indonesia sebelum konvergensi
merupakan standar yang fleksibel yang memberlakukan metode-metode akuntansi
yang berbeda pada setiap perusahaan. Standar yang fleksibel ini menimbulkan
kemungkinan terjadinya accounting creative dan manajemen laba.Sumber: Dewan Standar Akuntansi Keuangan
(DSAK) – IAI
Gambar
1. Roadmap konvergensi IFRS di
Indonesia
Menurut
Dewan Standar Akuntansi Keuangan (DSAK), konvergensi
IFRS
telah membawa dunia accounting ke level baru, yaitu:
1. PSAK
yang semula berdasarkan Historical Cost mengubah paradigmanya menjadi Fair
Value based. Fair Value based mendominasi perubahan-perubahan di PSAK untuk
konvergensi ke IFRS selain hal-hal lainnya;
2. PSAK
yang semula lebih berdasarkan Rule Based (sebagaimana US GAAP) berubah
menjadi Prinsiple Based. IFRS menganut prinsip prinsiple based dimana
yang diatur dalam PSAK untuk mengadopsi IFRS adalah prinsip-prinsip yang dapat
dijadikan bahan pertimbagan Akuntan atau Manajemen perusahaan sebagai dasar
acuan untuk kebijakan akuntansi perusahaan; dan
3. Pemutakhiran
PSAK untuk memunculkan transparansi dimana laporan yang dikeluarkan untuk
eksternal harus cukup memiliki kedekatan fakta dengan laporan internal.
Konvergensi standar akuntansi dapat
dilakukan dengan 3 cara yaitu:
1. Harmonisasi
(membuat standar sendiri yang tidak berkonflik dengan IFRS)
2. Adaptasi
(membuat standar sendiri yang disesuaikan dengan IFRS)
3. Adopsi
(mengambil langsung dari IFRS)
Apabila adopsi penuh IFRS dilakukan,
maka laporan keuangan berdasarkan PSAK tidak memerlukan rekonsiliasi signifikan
dengan laporan keuangan berdasarkan IFRS.
Manfaat Adopsi penuh IFRS:
1. Memudahkan
pemahaman atas laporan keuangan dengan menggunakan SAK (Standar Akuntansi
Keuangan) yang dikenal secar internasional
2. Meningkatkan
arus investasi global melalui transparansi
3. Menurunkan
biaya modal dengan membuka peluang fund raising melaluipasar modal global
4. Menciptakan
efisiensi laporan keuangan
Indonesia memilih untuk melakukan
adopsi. Namun bukan adopsi penuh, mengingat adanya perbedaan sifat bisnis dan
regulasi di Indonesia. Oleh karena itu, saat ini Standar Akuntansi Keuangan
milik Indonesia sebagian besar sudah sama dengan IFRS. Indonesia melakukan
konvergensi IFRS ini karena Indonesia sudah memiliki komitmen dalam kesepakatan
dengan negara-negara G-20. Tujuan kesepakatan tersebut adalah untuk
meningkatkan transaparansi dan akuntabilitas dalam pelapran keuangan. Selain
itu, konvergensi IFRS akan meningkatkan arus investasi global melalui
keterbandingan laporan keuangan (saat ini sekitar 120 negara sudah berkomitmen
untuk melakukan konvergensi IFRS). Konvergensi IFRS seharusnya dicapai
Indonesia pada tahun 2008, namun karena beberapa hal, DSAK (Dewan Standar
Akuntansi Keuangan) berkomitmen bahwa konvergensi akan dicapai pada 1 Januari
2012. Kegagalan Indonesia untuk mencapai konvergensi pada tahun 2008 ini harus
dibayar dengan masih tingginya tingkat suku bunga kredit untuk Indonesia yang
ditetapkan oleh world Bank. Hal inidikarenakan world bank menganggap investasi
Indonesia masih beresiko karena penyajian laporan keuangan masih menggunakan
Standar Akuntansi buatan Indonesia (belum IFRS).
C.
Pengungkapan
Pelaporan Keuangan Perusahaan Sebelum dan Sesudah IFRS
Sebelum
IFRS
|
Setelah
IFRS
|
Komponen laporan keuangan lengkap terdiri atas
:
- Neraca
- Laporan laba rugi
- Laporan perubahan ekuitas
- Laporan arus kas
- Catatan atas laporan keuangan
|
Komponen laporan keuangan
lengkap terdiri atas :
-
Laporan posisi keuangan (neraca)
-
Laporan laba rugi komprehensif
-
Laporan perubahan ekuitas
-
Laporan arus kas
-
Catatan atas laporan keuangan
-
Laporan posisi keuangan komparatif awal
periode dan penyajian retrospektif terhadap penerapan kebijakan
akuntansi
|
Pengungkapan dalam laporan posisi keuangan (neraca)
Aset:
-
Aset Lancar
-
Aset Tidak Lancar
Laibilitas
-
Laibilitas jangka pendek
-
Laibilitas jangka panjang
Ekuitas
-
Hak nonpengendali
-
Ekuitas yang dapat diatribusikan ke pemilik entitas induk
|
Pengungkapan dalam laporan posisi
keuangan (neraca)
Aset:
-
Aset Tidak Lancar
-
Aset lancar
Ekuitas:
-
Ekuitas yang dapat diatribusikan ke pemilik entitas induk
-
Hak nonpengendali
Laibilitas
-
Laibilitas jangka panjang
-
Laibilitas jangka pendek
|
Istilah minority Interest
-
Menggunakan istilah hak Minoritas
|
Istilah minority Interest
-
Istilah minority interest (hak minoritas) diganti
menjadi non controlling interest (hak non pengendali) dan disajikan dalam Laporan perubahan
ekuitas.
|
Pos luar biasa (extraordinary item)
-
Masih memakai istilah pos luar biasa (extraordinary
item)
|
Pos luar biasa (extraordinary item)
-
Tidak mengenal istilah pos luar biasa (extraordinary item)
|
Penyajian liabilitas jangka panjang yang akan dibiayai kembali
-
Tetap disajikan sebagai Laibilitas jangka panjang
|
Penyajian liabilitas jangka panjang yang akan dibiayai kembali
-
Laibilitas jangka panjang disajikan sebagai Laibilitas jangka
pendek jika akan jatuh tempo dalam 12 bulan meskipun perjanjian pembiayaan
kembali sudah selesai setelah periode pelaporan dan sebelum penerbitan
laporan keuangan
|
D.
Pengungkapan
Laporan Keuangan Terbaik di Indonesia
Otoritas
Jasa Keuangan (OJK) mengumumkan penghargaan kepada perusahaan dengan laporan
keuangan terbaik dalam ajang tahunan Annual Report Award (ARA) 2014.
Penghargaan diberikan berdasarkan praktik Good Corporate Governance (GCG).
Juara umum dari penghargaan ini adalah PT Aneka Tambang Tbk (ANTM). ARA terselenggara
atas kerjasama 7 instansi penyelenggara yaitu OJK, Kementerian BUMN, Bank
Indonesia, Direktorat Jenderal Pajak, Komite Nasional Kebijakan Governance,
BEI, dan Ikatan Akuntan Indonesia. Pada ARA 2014, sejumlah perubahan dilakukan
untuk menselaraskan kriteria penilaian dengan peraturan OJK terkait dengan
peraturan tentang tata kelola dan kriteria ASEAN corporate governance scorecard
yang dilaksanakan dalam kerangka ASEAN Capital Market Forum (ACMF).
Adapun 11
kategori pemenang dalam ARA 2014 yang diurutkan dari juara satu sampai tiga
sebagai berikut:
a) Keuangan
BUMN Keuangan Listed (BKL):
1.
PT Bank
Mandiri (Persero) Tbk (BMRI).
2.
PT Bank
Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI).
3.
PT Bank
Tabungan Negara (Persero) Tbk (BBTN).
b) BUMN Non
Keuangan Listed (BNKL):
1.
PT Aneka
Tambang (Persero) Tbk (ANTM).
2.
PT Semen
Indonesia (Persero) Tbk (SMGR).
3.
PT
Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk (TLKM).
c)
Private Keuangan Listed (PKL):
1.
PT Bank
Victoria International Tbk.
2.
PT Bank
Central Asia Tbk (BBCA).
3.
PT Adira
Dinamika Multifinance Tbk (ADMF).
d) Private
Non Keuangan Listed (PNKL):
1.
PT Wijaya
Karya Beton Tbk (WTON).
2.
PT Elnusa
Tbk (ELSA).
3.
PT AKR
Corporindo Tbk (AKRA).
e) BUMN
Keuangan Non Listed (BNKL):
1.
PT
Asuransi Jasa Indonesia (Persero).
2.
Perum
Jaminan Kredit Indonesia.
3.
PT Taspen
(Persero).
f) BUMN Non
Keuangan Non Listed (BNKNL):
1.
PT
Pertamina (Persero).
2.
PT Angkasa
Pura II (Persero).
3.
PT Bio
Farma (Persero).
g)
Private Keuangan Non Listed
(PKNL):
1.
PT Bank
BNI Syariah.
2.
PT Bank
Syariah Mandiri.
3.
PT Bank
Mayora.
h) Private
Non Keuangan Non Listed (PNKNL):
1.
PT Pupuk
Kalimantan Timur.
2.
PT
Pelayanan Listrik Nasional Batam.
3.
PT Garuda
Maintenance Facility Aeroasia.
i)
BUMD Listed (BUMDL):
1.
PT Bank
DKI.
2.
PT BPD Jawa
Barat dan Banten Tbk.
3.
PT BPD Nusa
Tenggara Timur
j)
BUMN Non Listed (BUMDNL):
1.
PT BPD Sumsesl
dan Babel.
2.
PT BPD Jawa
Tengah.
3.
PT BPD
Kalimantan Barat.
k) Dana
Pensiun (Dapen):
1.
Dana
Pensiun Bank Indonesia.
2.
Dana
Pensiun PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI).
3.
Dana
Pensiun PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI).
Peserta ARA 2014 berjumlah 294peserta yang terdiri dari 274
perusahaan, 17 Dana Pensiun dan 3 Bank Perkreditan Rakyat. Jumlah peserta
meningkat 13% dibandingkan peserta tahun lalu yaitu 261 perusahaan. Apabila
dilihat perkembangan peserta sejak pertama kali ARA diselenggarakan tahun 2002
hingga saat ini, maka mengalami peningkatan sampai dengan 227%.Peserta ARA 2014
ini terbagi dalam 11 Kategori yaitu:
1. BUMN Non Keuangan Non Listed
2. BUMN Non Keuangan Listed
3. BUMN Keuangan Non Listed
4. BUMN Keuangan Listed
5. Private Non Keuangan Non Listed
6. Private Non Keuangan Listed
7. Private Keuangan Non Listed
8. Private Keuangan Listed
9. BUMD Non Listed
10. BUMD Listed
11. Dana Pensiun
Penilaian ARA 2014 terdiri dari 8
kriteria penilaian kualitas informasi dalam laporan tahunan, khususnya
menyangkut aspek transparansi dan GCG dengan bobot masing-masing sebagai
berikut :
1. Umum : 2%
2. Ikhtisar Data Keuangan Penting : 5%
3. Laporan Dewan Komisaris dan Direksi : 3%
4. Profil Perusahaan : 8%
5. Analisa dan pembahasan manajemen atas kinerja
perusahaan : 22%
6. Good Corporate Governance : 35%
7. Informasi keuangan : 20%
8. Lain-lain : +/- 5%
a. Praktik Good Corporate Governance yang
melebihi kriteria
b. Praktik Bad Corporate Governance yang tidak
diatur dalam kriteria
Kriteria penilaian ARA direview setiap tahun dan
disesuaikan dengan perkembangan terkini dari praktik GCG. Sehingga, diharapkan
praktik corporate governance di Indonesia akan terus meningkat
sejalan dengan dinamika perkembangan standar dan praktik GCG. Pada ARA 2014
ini, sejumlah perubahan dilakukan untuk menyelaraskan kriteria penilaian dengan
peraturan Otoritas Jasa Keuangan terkait dengan peraturan tentang tata kelola
dan kriteriaASEAN corporate governance scorecard yang dilaksanakan
dalam kerangka Asean Capital Market Forum (ACMF) sebagai bagian dari proses
pelaksanaan program ASEAN economic community yang dilaksanakan
pada tahun 2015. Beberapa kriteria baru antara lain pengungkapan mengenai
keberagaman komposisi dewan komisaris dan direksi dan pengungkapan nama dan
persentase kepemilikan 20 pemegang saham terbesar.
Proses penjurian dilakukan melalui tahapan penilaian atas
Laporan Tahunan dari seluruh peserta yang dilakukan dengan beberapa tahapan cek
dan ricek. Selanjutnya, dari hasil penilaian tersebut Dewan Juri menentukan
nominasi pemenang dari setiap kategori untuk masuk tahap wawancara. Berdasarkan
tahap-tahap penilaian tersebut pemenang ARA 2014 ditetapkan.
Referensi:
-
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Akuntansi – Vol
1. No. 4, Juli 2012, Perkembangan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia,
Ferry Danu Prasetya
-
Skripsi. Glory A.E.M Sianipar.
Universitas Diponegoro. “Analisis Komparasi Kualitas Informasi Akuntansi
Sebelum dan Sesudah Pengadopsian Penuh IFRS di Indonesia”.
-
Nur Elan Hidayati. Universitas Negeri
Surabaya. “Perbandingan Perlakuan Akuntansi Sebelum dan Sesudah Konvergensi
IFRS Atas PSAK No. 22 Pada Perusahaan Go Public di Bursa Efek Indonesia”.
-
Natalia Titiek Wiyani, S.Pd.,
“Standarisasi, Harmonsasi dan Konvergensi IFRS”.
-
Tesis. Rudy. “Analisis Tingkat
Pengungkapan Laporan Tahunan Setelah Penerapan PSAK Berbasis IFRS”.
Tulisan
Ini Adalah Salah Satu Bentuk Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Softskill
Akuntansi Internasional
Nama : S. Sepriani
Dosen
Matkul : Jessica B., SE., MMSi
UNIVERSITAS GUNADARMA
FAKULTAS EKONOMI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar