Struktur Produksi, Distribusi Pendapatan dan
Kemiskinan
1.
Struktur Produksi
Struktur
produksi adalah logika proses produksi, yang menyatakan hubungan antara
beberapa pekerjaan pembuatan komponen sampai menjadi produk akhir, yang
biasanya ditunjukkan dengan menggunakan skema.
a. Berdasarkan hasil produksi
nasional terdiri dari 3 sektor, antara lain :
1) Sektor Primer
Sektor primer melibatkan aktiviti yang
menggunakan sumber alam sebagai asas aktivitinya. Misalnya aktiviti pertanian
menggunakan sumber tanah yang subur, aktiviti perikanan menangkap sumber kehidupan
akuatik di laut ataupun sungai, aktiviti pembalakan mengeksploitasi sumber
hutan dan aktiviti perlombongan yang mengeluarkan sumber mineral dari perut
bumi.
2) Sektor Sekunder
Sektor sekunder tidak terlibat secara
langsung dengan sumber alam tetapi menggunakan bahan-bahan dari sektor primer
sebagai bahan mentah. Sektor ini terdiri daripada sektor perindustrian dan
penjanaan tenaga elektrik. Hasil produk sektor ini boleh terdiri daripada
barangan siap dan barangan separuh siap.
Sektor perindustrian dibagikan kepada
dua jenis, yaitu:
a)
Industri yang berasaskan sumber
ialah industri yang memproses hasil
keluaran sektor primer untuk dijadikan barangan siap dan separuh siap seperti
industri pemprosesan makanan, memproses petroleum, dan pembinaan.
b)
Yang tidak berasaskan sumber
ialah industri yang menggunakan barangan separuh siap
dari industri berasaskan sumber sebagai bahan mentahnya. Industri ini terdiri
daripada industri otomotif, tekstil dan pakaian, kelengkapan pengangkutan dan
aktiviti-aktiviti perkilangan yang lain.
3) sektor tersier
Sektor
tertier tidak menghasilkan barangan tetapi menyediakan perkhidmatan kepada
pengguna. Sektor ini semakin berkembang maju kerana ia menyediakan perkhidmatan
sokongan kepada sektor primer dan sekunder. Kemajuan sektor primer dan sekunder
juga bergantung kepada sektor tertier. Misalnya, sektor pertanian memerlukan
perkhidmatan pengangkutan untuk membawa hasil ke kilang dan kilang memerlukan
perkhidmatan kewangan, insurans dan pemasaran untuk menjalankan aktivitinya.
b. faktor-faktor terjadinya
perubahan dalam struktur produksi antara lain:
1)
sifat manusia dalam perilaku konsumsinya yang cenderung
berubah dari konsumsi barang-barang pertanian menuju konsumsi lebih banyak
barang-barang industri.
2)
perubahan teknologi yang terus-menerus.
3)
semakin meningkatnya keuntungan komparatif dalam
memproduksi barang-barang industri.
c. Arti GDB sebagai indikator kemakmuran ekonomi
dengan segala kekuatan dan kelemahannya dalam perkembangan perekonomian
Indonesia selama ini.
Gross Domestic Product (GDP) adalah perhitungan yang
digunakan oleh suatu Negara sebagai ukuran utama bagi aktivitas perekonomian
nasionalnya, tetapi pada dasarnya GDP mengukur seluruh volume produksi dari
suatu wilayah (Negara) secara geografis.
GDP artinya mengukur nilai pasar dari barang dan jasa
akhir yang diproduksi oleh sumber daya yang berada dalam suatu Negara selama
jangka waktu tertentu. Biasanya satu tahun. GDP juga dapat digunakan unruk
mempelajari perekonomian dari waktu ke waktu atau untuk membandingkan beberapa
perekonomian pada suatu saat. GDP digunakan untuk mengukur tingkat kesehatan
perekonomian sebuah Negara.
Namun demikian GDP seringkali dikritik karena tidak
menncantumkan transaksi ekonomi pada level bawah. Dalam forex trading GDP
merupakan salah satu indicator penting yang dapat memicu volatilitas harga
terutama untuk Core GDP.
GDP dirilis per kuarter dan angka data ini menunjukkan
persentase pertumbuhan dari kuarter sebelumnya. Laporan GDP terbagi dalam 3
rilis :
1)
advanced – rilis pertama
2) preliminary – revisi pertama, dan
3) final-revisi kedua dan terakhir.
Perhatikan juga Core
GDP yaitu GDP yang telah dikoreksi dengan memasukkan factor inflasi didalamnya.
Manfaat GDB :
1)
dapat mengetahui dengan segera apakah perejonomian mengalami pertumbuhan
atau tidak.
2)
menghitung perubahan harga.
Keterbatasan GDB :
1)
perhitungan GDB dan analisis kemakmuran.
2)
perhitungan dan masalah kesejahteraan.
3)
GDB perkapita dan masalah produksi.
2. Pendapatan Nasional
a. Pengertian pendapatan nasional
Pendapatan nasional adalah jumlah pendapatan yang diterima oleh seluruh rumah
tangga keluarga (RTK) di suatu negara dari penyerahan faktor-faktor produksi
dalam satu periode,biasanya selama satu tahun.
b.
Berikut adalah
beberapa konsep pendapatan nasional:
1)
Produk Domestik Bruto (GDP)
Produk domestik
bruto (Gross Domestic Product)
merupakan jumlah produk berupa barang dan jasa yang dihasilkan oleh unit-unit
produksi di dalam batas wilayah suatu negara (domestik) selama satu tahun.
Dalam perhitungan GDP ini, termasuk juga hasil produksi barang dan jasa yang
dihasilkan oleh perusahaan/orang asing yang beroperasi di wilayah negara yang
bersangkutan. Barang-barang yang dihasilkan termasuk barang modal yang belum
diperhitungkan penyusutannya, karenanya jumlah yang didapatkan dari GDP dianggap
bersifat bruto/kotor.
2) Produk Nasional
Bruto (GNP)
Produk Nasional
Bruto (Gross National Product)
atau PNB meliputi nilai produk berupa barang dan jasa yang dihasilkan oleh
penduduk suatu negara (nasional) selama satu tahun; termasuk hasil produksi
barang dan jasa yang dihasilkan oleh warga negara yang berada di luar negeri,
tetapi tidak termasuk hasil produksi perusahaan asing yang beroperasi di
wilayah negara tersebut.
3) Pendapatan Nasional
Neto (NNI)
Pendapatan
Nasional Neto (Net National Income)
adalah pendapatan yang dihitung menurut jumlah balas jasa yang diterima oleh masyarakat sebagai pemilik faktor produksi. Besarnya NNI
dapat diperoleh dari NNP dikurang pajak tidak langsung. Yang dimaksud pajak tidak langsung adalah
pajak yang bebannya dapat dialihkan kepada pihak lain seperti pajak penjualan,
pajak hadiah, dll.
4) Pendapatan
Perseorangan (PI)
Pendapatan
perseorangan (Personal Income)adalah
jumlah pendapatan yang diterima oleh setiap orang dalam masyarakat, termasuk
pendapatan yang diperoleh tanpa melakukan kegiatan apapun. Pendapatan
perseorangan juga menghitung pembayaran transfer (transfer payment). Transfer payment adalah penerimaan-penerimaan yang
bukan merupakan balas jasa produksi tahun ini, melainkan diambil dari sebagian
pendapatan nasional tahun lalu, contoh pembayaran dana pensiunan, tunjangan
sosial bagi para pengangguran, bekas pejuang, bunga utang pemerintah, dan
sebagainya. Untuk mendapatkan jumlah pendapatan perseorangan, NNI harus
dikurangi dengan pajak laba perusahaan (pajak yang dibayar setiap badan usaha
kepada pemerintah), laba yang tidak dibagi (sejumlah laba yang tetap ditahan di
dalam perusahaan untuk beberapa tujuan tertentu misalnya keperluan perluasan
perusahaan), dan iuran pensiun (iuran yang dikumpulkan oleh setiap tenaga kerja
dan setiap perusahaan dengan maksud untuk dibayarkan kembali setelah tenaga
kerja tersebut tidak lagi bekerja).
5) Pendapatan yang
siap dibelanjakan (DI)
Pendapatan yang
siap dibelanjakan (Disposable Income)
adalah pendapatan yang siap untuk dimanfaatkan guna membeli barang dan jasa
konsumsi dan selebihnya menjadi tabungan yang disalurkan menjadi investasi. Disposable
income ini diperoleh dari personal
income (PI) dikurangi
dengan pajak langsung. Pajak langsung (direct
tax) adalah pajak yang bebannya tidak dapat dialihkan kepada pihak lain,
artinya harus langsung ditanggung oleh wajib pajak, contohnya pajak pendapatan.
c.
Pendapatan negara
dapat dihitung dengan tiga pendekatan, yaitu:
1)
Pendekatan
pendapatan, dengan cara menjumlahkan seluruh pendapatan (upah, sewa, bunga, dan
laba) yang diterima rumah tangga konsumsi dalam suatu negara selama satu
periode tertentu sebagai imbalan atas faktor-faktor produksi yang diberikan
kepada perusahaan.
2)
Pendekatan
produksi, dengan cara menjumlahkan nilai seluruh produk yang dihasilkan suatu
negara dari bidang industri, agraris, ekstraktif, jasa, dan niaga selama satu periode tertentu. Nilai produk
yang dihitung dengan pendekatan ini adalah nilai jasa dan barang jadi (bukan bahan mentah atau barang
setengah jadi).
3)
Pendekatan
pengeluaran, dengan cara menghitung jumlah seluruh pengeluaran untuk membeli
barang dan jasa yang diproduksi dalam suatu negara selama satu periode
tertentu. Perhitungan dengan pendekatan ini dilakukan dengan menghitung
pengeluaran yang dilakukan oleh empat pelaku kegiatan ekonomi negara, yaitu:
Rumah tangga (Consumption),
pemerintah (Government),
pengeluaran investasi (Investment),
dan selisih antara nilai ekspor dikurangi impor.
Rumus menghitung
pertumbuhan ekonomi adalah sebagai berikut :
g =
{(PDBs-PDBk)/PDBk} x 100%
g = tingkat
pertumbuhan ekonomi PDBs = PDB riil tahun sekarang PDBk = PDB riil tahun
kemarin
Contoh soal :
PDB Indonesia
tahun 2008 = Rp. 467 triliun, sedangkan PDB pada tahun 2007 adalah = Rp. 420
triliun. Maka berapakah tingkat pertumbuhan ekonomi pada tahun 2008 jika
diasumsikan harga tahun dasarnya berada pada tahun 2007 ?
jawab :
g =
{(467-420)/420}x100% = 11,19%
3.
Distribusi Pendapatan Nasional &
Kemiskinan
Masalah besar yang dihadapi negara sedang
berkembang adalah disparitas (ketimpangan) distribusi pendapatan dan tingkat
kemiskinan. Tidak meratanya distribusi pendapatan memicu terjadinya ketimpangan
pendapatan yang merupakan awal dari munculnya masalah kemiskinan. Membiarkan
kedua masalah tersebut berlarut-larut akan semakin memperparah keadaan, dan
tidak jarang dapat menimbulkan konsekuensi negatif terhadap kondisi sosial dan
politik.
Masalah kesenjangan pendapatan dan kemiskinan tidak
hanya dihadapi oleh negara sedang berkembang, namun negara maju sekalipun tidak
terlepas dari permasalahan ini. Perbedaannya terletak pada proporsi atau besar
kecilnya tingkat kesenjangan dan angka kemiskinan yang terjadi, serta tingkat
kesulitan mengatasinya yang dipengaruhi oleh luas wilayah dan jumlah penduduk
suatu negara. Semakin besar angka kemiskinan, semakin tinggi pula tingkat
kesulitan mengatasinya. Negara maju menunjukkan tingkat kesenjangan pendapatan
dan angka kemiskinan yang relative kecil dibanding negara sedang berkembang,
dan untuk mengatasinya tidak terlalu sulit mengingat GDP dan GNP mereka
relative tinggi. Walaupun demikian, masalah ini bukan hanya menjadi masalah
internal suatu negara, namun telah menjadi permasalahan bagi dunia
internasional.
Kemiskinan adalah keadaan dimana terjadi
ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan , pakaian ,
tempat berlindung, pendidikan, dan kesehatan. Kemiskinan dapat disebabkan oleh
kelangkaan alat pemenuh kebutuhan dasar, ataupun sulitnya akses terhadap
pendidikan dan pekerjaan. Kemiskinan merupakan masalah global. Sebagian orang
memahami istilah ini secara subyektif dan komparatif, sementara yang lainnya
melihatnya dari segi moral dan evaluatif, dan yang lainnya lagi memahaminya
dari sudut ilmiah yang telah mapan.
Adapun secara umum penyebab kemiskinan diantaranya:
1) Kemalasan.
2) Kebodohan dan pemborosan
3) Bencana alam.
4) Kejahatan, misalnya
dirampok
5) Genetik dan dikehendaki
Tuhan, baik genetika orang tua, tempat lahir, kondisi orang tua yang miskin
Definisi kemiskinan menurut beberapa ahli
a) Menurut Sallatang (1986) kemiskinan
adalah ketidakcukupan penerimaan pendapatan dan pemilikan kekayaan materi, tanpa
mengabaikan standar atau ukuran-ukuran fisiologi, psikologi dan sosial.
b) Menurut Esmara (1986) mengartikan
kemiskinan ekonomi sebagai keterbatasan sumber-sumber ekonomi untuk
mempertahankan kehidupan yang layak. Fenomena kemiskinan umumnya dikaitkan dengan
kekurangan pendapatan untuk memenuhi kebutuhan hidup yang layak.
c) Menurut Basri (1995) bahwa kemiskinan pada dasarnya mengacu pada keadaan serba kekurangan
dalam pemenuhan sejumlah kebutuhan, seperti sandang, pangan, papan, pekerjaan,
pendidikan, pengetahuan, dan lain sebagainya.
d) Menurut Badan Pusat
Statistik (2000), kemiskinan didefinisikan sebagai
pola konsumsi yang setara dengan beras 320 kg/kapita/tahun di pedesaan dan 480
kg/kapita/tahun di daerah perkotaan.
e) Poli (1993) menggambarkan kemiskinan sebagai keadaan ketidakterjaminan
pendapatan, kurangnya kualitas kebutuhan dasar, rendahnya kualitas perumahan
dan aset-aset produktif, ketidakmampuan memelihara kesehatan yang baik,
ketergantungan dan ketiadaan bantuan, adanya perilaku antisosial (anti-social
behavior), kurangnya dukungan jaringan untuk mendapatkan kehidupan yang baik,
kurangnya infrastruktur dan keterpencilan, serta ketidakmampuan dan
keterpisahan.
f) Bappenas dalam dokumen
Strategi Nasional Penanggulangan Kemiskinan juga
mendefinisikan masalah kemiskinan bukan hanya diukur dari pendapatan, tetapi
juga masalah kerentanan dan kerawanan orang atau sekelompok orang, baik
laki-laki maupun perempuan untuk menjadi miskin
g) SPECKER (1993) mengatakan bahwa kemiskinan mencakup beberapa hal yaitu:
1)
kekurangan fasilitas fisik bagi
kehidupan yang normal
2)
gangguan dan tingginya risiko
kesehatan,
3)
risiko keamanan dan kerawanan
kehidupan sosial ekonomi dan lingkungannya,
4)
ekurangan pendapatan yang
mengakibatkan tidak bisa hidup layak, dan
5)
kekurangan dalam kehidupan sosial
yang dapat ditunjukkan oleh ketersisihan sosial,
SUMBER:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar