PETA
PEREKONOMIAN INDONESIA
1.
Keadaan Goegrafis Indonesia
Indonesia memiliki sekitar 17.504 pulau, sekitar 6.000 di
antaranya tidak berpenghuni tetap, menyebar disekitar khatulistiwa, memberikan cuaca
tropis. Pulau terpadat penduduknya adalah pulau Jawa, di mana lebih dari
setengah (65%) populasi Indonesia. Indonesia terdiri dari 5 pulau besar, yaitu:
Jawa, Sumatra, Kalimantan, Sulawesi dan Irian Jaya dan rangkaian
pulau-pulau ini disebut pula sebagai kepulauan Nusantara atau kepulauan
Indonesia.
Berikut
ini akan dijelaskan beberapa pulau di Indonesia:
I.
Kepulauan Sunda Besar
a)
Pulau Sumatra
Pulau Sumatra merupakan pulau terbesar ke-6 di dunia. Pulau
Sumatra terdiri
atas dua bagian, Sumatra belahan bumi utara dan Sumatra
belahan bumi selatan.
Di bagian utara pulau
Sumatra berbatasan dengan Laut Andaman dan di bagian selatan dengan Selat Sunda. Pulau
Sumatra ditutupi oleh hutan
tropik primer dan hutan tropik sekunder yang lebat dengan tanah
yang subur. Gunung berapi
yang tertinggi di Sumatra adalah Gunung Kerincin di Jambi,
dan dengan gunung berapi lainnya yang cukup terkenal yaitu Gunung Leuser di
Nanggroe Aceh Darussalam dan Gunung Dempo di perbatasan Sumatera Selatan dengan Bengkulu.
Pulau Sumatra merupakan kawasan episentrum gempa bumi karena
dilintasi oleh patahan
kerak bumi disepanjang Bukit Barisan, yang
disebut
Patahan Sumatra dan patahan kerak bumi di dasar Samudra Hindia
disepanjang lepas pantai sisi barat Sumatra. Danau terbesar di Indonesia, Danau Toba terdapat
di pulau Sumatra.
Kepadatan
penduduk pulau Sumatra urutan kedua setelah pulau Jawa.
Saat ini
pulau Sumatra terbagi atas 8 provinsi yaitu:
1)
Aceh
2)
Sumatera
Utara
3)
Sumatera
Barat
4)
Sumatera
Selatan
5)
Riau
6)
Jambi
7)
Bengkulu
8)
Lampung
2
provinsi lain yang merupakan pecahan dari provinsi induk di pulau Sumatra yaitu
Riau Kepulauan dan Kepulauan Bangka Belitung.
b) Pulau
Kalimantan (Borneo)
Kalimantan
merupakan nama daerah wilayah Indonesia di pulau, berdasarkan luas merupakan pulau terbesar ke-3 di dunia, setelah
Irian dan Greenland.
Pulau Kalimantan dilintasi oleh garis khatulistiwa sehingga
membagi pulau Kalimantan atas Kalimantan belahan bumi utara dan Kalimantan
belahan bumi selatan. Pulau Kalimantan sama halnya pulau Sumatra,
diliputi oleh hutan tropik yang lebat (primer dan sekunder). Secara geologik
pulau Kalimantan stabil, relatif aman dari gempa bumi (tektonik dan vulkanik)
karena tidak dilintasi oleh patahan kerak bumi dan tidak mempunyai rangkaian
gunung berapi aktif seperti halnya pulau Sumatera, pulau Jawa dan pulau
Sulawesi. Sungai terpanjang di Indonesia, Sungai Kapuas berada di pulau Kalimantan.
Pulau Kalimantan terbagi
atas 4 provinsi yaitu:
1)
Kalimantan Barat
2)
Kalimantan Tengah
3)
Kalimantan Selatan
4)
Kalimantan Timur
c) Pulau Jawa
Pulau
Jawa, merupakan pulau yang terpadat penduduknya di Indonesia. Pulau
melintang dari Barat ke Timur, berada di belahan bumi selatan.
Hutan di
pulau Jawa tidak selebat hutan tropik di pulau Sumatera dan pulau Kalimantan
dan areal hutan dipulau Jawa semakin sempit oleh karena desakan jumlah populasi
di pulau Jawa yang semakin padat dan umumnya merupakan hutan tersier dan
sedikit hutan sekumder. Secara geologik, pulau Jawa merupakan kawasan episentrum gempa bumi karena dilintasi oleh patahan kerak bumi lanjutan patahan kerak bumi dari pulau Sumatera,
yang berada dilepas pantai selatan pulau Jawa.
Pulau Jawa terbagi atas 6
provinsi yaitu:
1)
Banten
2)
Daerah Khusus Ibukota Jakarta
3)
Jawa Barat
4)
Jawa Tengah
5)
Daerah Istimewa – Yogyakarta
6)
Jawa Timur
d) Pulau Sulawesi
Pulau
Sulawesi, merupakan pulau yang terpisah dari Kepulauan Sunda Besar yang berada di sepanjang Selat Makassar, yang memisahkan pulau Sulawesi dari kelompok Kepulauan Sunda Besar di
zaman es. Pulau Sulawesi ditutupi oleh hutan tropik lebat (primer dan sekunder).
Sulawesi
dilintasi garis khatulistiwa di bagian seperempat utara pulau sehingga
sebagian besar wilayah pulau Sulawesi berada di belahan bumi selatan.
Pulau Sulawesi terbagi atas
6 provinsi yaitu:
1. Sulawesi Selatan
2. Sulawesi Barat
3. Sulawesi Tengah
4. Sulawesi Tenggara
5. Gorontalo
6.
Sulawesi Utara
II.
Kepulauan Sunda Kecil
Kepulauan
Sunda Kecil merupakan gugusan pulau-pulau lebih kecil membujur di selatan
katulistiwa dari pulau Bali di bagian batas ujung barat Kepulauan Sunda Kecil, berturut-turut ke timur adalah, pulau Lombok, pulau Sumbawa, pulau Flores, pulau Solor, pulau Alor dan sedikit ke arah selatan yaitu pulau Sumba, pulau Timor dan pulau Sawu yang merupakan titik
terselatan gugusan Kepulauan Sunda Kecil.
Hutan di
Kepulauan Sunda Kecil sangat sedikit, bahkan semakin ke timur gugus pulau maka
hutan telah berganti dengan sabana, demikian juga kepadatan populasi di Kepulauan
Sunda kecil sangat bervariasi, dari sangat padat di pulau Bali dan semakin ke
timur gugus pulau maka kepadatan penduduk semakin jarang. Secara geologik,
kawasan Sunda Kecil juga termasuk labil karena dilintasi oleh patahan kerak bumi di selatan gugusan Kepulauan Sunda Kecil yang merupakan lanjutan patahan
kerak bumi diselatan pulau Jawa. Komodo, reptilia terbesar di dunia terdapat di
pulau Komodo, salah satu pulau di kepulauan Sunda kecil.
Kepulauan Sunda kecil
dibagi atas 3 provinsi yaitu:
1) Bali
2) Nusa Tenggara Barat
3) Nusa Tenggara Timur
III.
Kepulauan Maluku dan Irian
Kepulauan
Maluku dan Irian, terdiri dari 1 pulau besar yaitu pulau Irian dan
beberapa pulau sedang seperti pulau Halmahera, pulau Seram,
pulau Buru, Kepulauan Kei, dan Tanimbar serta ribuan pulau-pulau kecil lainnya baik berpenghuni maupun tidak. Garis Weber memisahkan
kawasan ini atas dua bagian yaitu Irian dan Australia dengan kepulau Maluku sehingga di kepulauan Maluku, flora dan fauna
peralihan sedangkan di Irian, flora dan fauna Australia.
Sebagian
besar kawasan ini tertutup hutan tropik primer dan sekunder yang lebat, kecuali di kepulauan
Tanimbar dan Aru merupakan semak dan sabana. Pulau Irian juga merupakan pulau dengan
kepadatan penduduk yang paling jarang di Indonesia. Secara geologik, kawasan
Maluku dan Irian juga termasuk sangat labil karena merupakan titik pertemuan
tumbukan ketiga lempeng kerak bumi, Lempeng Asia, Lempeng Australia dan Lempeng
Pasifik.
Kepulauan Maluku dan Irian
dibagi atas:
1)
Maluku Utara
2)
Papua Barat
3)
Irian Jaya
·
Iklim di Indonesia
Indonesia
mempunyai iklim tropik basah yang dipengaruhi oleh angin monsun barat dan
monsun timur. Dari bulan November-Mei, angin bertiup dari arah Utara Barat Laut, dari JunI-Oktober angin bertiup dari
Selatan Tenggara. Suhu udara di dataran rendah Indonesia berkisar antara 23
derajat Celsius sampai 28 derajat Celsius sepanjang tahun.
Namun
suhu juga sangat bevariasi, dari rata-rata mendekati 40 derajat Celsius pada
musim kemarau sampai di bawah 0 derajat Celsius. Terdapat salju abadi di
puncak-puncak pegunungan di Irian: Puncak Trikora (Mt. Wilhelmina - 4730 m) dan
Puncak Jaya (Mt. Carstenz, 5030 m).
Ada 2 musim di Indonesia
yaitu musim hujan dan musim kemarau, pada beberapa tempat dikenal musim pancaroba, yaitu musim di antara perubahan kedua musim tersebut.
Curah
hujan di Indonesia rata-rata 1.600 milimeter setahun, namun juga sangat
bervariasi, dari lebih dari 7000 milimeter setahun sampai sekitar 500 milimeter setahun
di daerah Palu dan Timor. Daerah yang curah hujannya rata-rata tinggi sepanjang
tahun adalah Aceh, Sumatera Barat, Sumatera Utara, Riau, Jambi, Bengkulu,
sebagian Jawa barat, Kalimantan Barat, Sulawesi Utara, Maluku Utara dan delta Mamberamo delta Mamberam di Irian.
·
Beberapa jenis bahan tambang di Indonesia
1) Batubara
Daerah-daerah penghasil
batubara adalah Bukitasam, Kotabaru (Pulau Laut) Kalimantan Selatan, sungai
Berau, dan Umbilin. Selain itu, tambang batubara terdapat pula di Bengkulu,
Jawa Barat, Papua, dan Sulawesi Selatan.
2) Emas dan Perak
Tambang emas terdapat di
Bengkalis – Sumatra, Bolaang Mongondow – Sulawesi Utara, Cikotok – Jawa Barat,
Logas – Riau, Meuleaboh – DI Aceh, Rejang Lebong – Bengkulu. Selain itu
terdapat juga di Lampung, Jambi, Kalimantan Barat, Papua, Kalimantan Timur, dan
Kalimantan Selatan.
3) Gas Alam
Gas alam terdapat di Arun (DI
Aceh) dan Bontang (Kalimantan). Gas alam juga terdapat di daerah Jawa Barat,
Sumatra Utara dan Sumatra Selatan. Tambang gas alam di Bontang – Kalimantan.
4) Tembaga
Tambang tembaga banyak
terdapat di Cikotok – Jawa Barat, Kompara – Papua, Sangkarapi – Sulawesi
Selatan, Tirtamaya - Jawa Tengah. Selain itu, terdapat juga di daerah Jambi dan
Sulawesi Tengah.
5) Timah
Tambang timah terdapat di
Bangkinang – Riau, Dabo – Pulau Singkep, Manggar – Pulau Belitung, Sungai Liat
– Pulau Bangka. Pabrik pelabuhan biji timah terdapat di Muntok (Pulau
Belitung).
2. Mata
Pencaharian
Mayoritas penduduk Indonesia bermata pencaharian
di bidang pertanian, itulah sebabnya Indonesia dikatakan sebagai Negara
agraris. Indonesia merupakan Negara agraris dengan luas lahan yang sangat luas
dan keaneka ragaman hayati yang sangat beragam. Hal ini sangat memungkinkan
menjadikan Negara Indonesia sebagai Negara agraris terbesar di Dunia. Di Negara
agraris seperti Indonesia, pertanian mempunyai kontribusi penting baik terhadap
perekonomian maupun terhadap pemenuhan kebutuhan pokok masyarakat, apalagi
dengan semakin meningkatnya jumlah penduduk yang berarti bahwa kebutuhan akan
pangan juga semakin meningkat. Selain itu ada peran tambahan dari sektor
pertanian yaitu peningkatan kesejahteraan masyarakat yang sebagian besar
sekarang berada di bawah garis kemiskinan.
Kemajuan pertanian di Indonesia tidak terlepas
dari peran para petani yang memiliki ilmu pengetahuan dan teknologi yang
memadai yaitu tiada lain adalah para pemuda yang memiliki semangat serta
cita-cita dalam mengembangkan sektor pertanian yang sangat potensial ini. Peran
pemuda sangat dibutuhkan dalam proses revitalisasi sektor pertanian dan
agribisnis yang akhir-akhir ini mengalami penurunan. Pertanian seringkali
dipandang sebelah mata oleh kalangan menengah ke atas, petani dianggap
pekerjaan yang kotor dan identik dengan kemiskinan. Jika di kelola dengan baik
dan dengan manajemen yang baik pula maka bukan tidak mungkin pertanian adalah
satu-satunya penopang perekonomian rakyat yang mampu meningkatkan
kesejahteraan, dan bukan tidak mungkin petani-petani akan memakai dasi dan
sejajar dengan pengusaha- pengusaha di sektor non pertanian. Sektor pertanian
yang sedemikian pentingnya yang berguna bagi pemenuhan kebutuhan pangan
nasional kini mulai kurang diminati. Oleh karena itu pemudalah yang bertanggung
jawab untuk menggerakan kembali sektor ini supaya menjadi andalan dalam
peningkatan perekonomian maupun peningkatan kesejahteraan masyarakat, sehingga
bangsa ini menjadi bangsa yang kuat dan sejahtera.
3.
Sumber Daya Manusia
Penduduk
Indonesia yang berjumlah besar dapat menjadi modal pembangunan bila memiliki
kualitas yang memadai. Hal ini mengacu pada konsep bahwa manusia merupakan
pelaku, pelaksana, dan penikmat pembangunan. Artinya, dengan kualitas penduduk
yang rendah, maka manusia akan lebih banyak berperan sebagai penikmat dan
kurang berperan sebagai pelaku dan pelaksana pembangunan.
Akhir-akhir
ini pembicaraan tentang sumber daya manusia semakin terdengar. Hal ini tidak
lepas dari kesadaran bersama bahwa manusia tidak hanya sebagai penikmat
pembangunan. Disamping itu muncul juga kesadaran bahwa pembangunan tidak hanya
bisa tergantung pada sumber daya alam.
Dimensi
sumber daya manusia meliputi jumlah, komposisi, karakteristik (kualitas), dan
persebaran penduduk. Dimensi tersebut saling terkait satu dengan yang lainnya.
Bila rasio ketergantungan tinggi, artinya banyak penduduk usia tidak produktif,
pengembangan sumber daya manusia juga akan mengalami banyak kesulitan. Demikian
pula bila sumber daya manusia yang berkualitas terkonsentrasi di wilayah
tertentu.
Ada
beberapa pendekatan untuk mengembangkan sumber daya manusia. Satu diantaranya
adalah pendekatan mutu modal manusia (human capital). Dalam pendekatan human
capital, manusia menempati peranan yang amat penting selain modal (uang),
sumber alam, dan teknologi dalam proses produksi.
Sumber daya
manusia Indonesia saat ini disamping hal-hal lain, yaitu pendidikan dan
ketenagakerjaan. Pada tahun 1971 hingga 1990, kenaikan proporsi penduduk yang
berpendidikan cukup baik. Namun kita sadar bahwa angka yang telah dicapai
tersebut belum memuaskan. Disamping masih ada sebagian yang belum mengenyam
pendidikan formal, kebanyakan usianya lanjut, proporsi yang pendidikannya
rendah cukup besar. Oleh karena itu bisa dimengerti pemerintah menjalankan wajib
sekolah hingga 9 tahun masa belajar (setingkat SLTP). Kenaikan jumlah yang
berpendidikan formal ini disertai juga dengan kecenderungan naiknya tingkat
pendidikan angkatan kerja. Dari tahun ke tahun, tingkat pengangguran di
Indonesia menunjukkan angka resmi yang kecil. Hal ini dikarenakan oleh definisi
pengangguran yang terlalu lemah. Oleh karena itu, para ahli ketenagakerjaan
umumnya lebih tertarik melihat proporsi tenaga kerja yang kurang termanfaatkan
(underutilization). Tenaga kerja kurang termanfaatkan ini secara
operasional didefinisikan sebagai jumlah pengangguran ditambah setengah
pengangguran. Dengan melihat proporsi tenaga kerja yang kurang termanfaatkan,
maka akan diketahui bahwa produktivitas tenaga kerja masih memprihatinkan.
Banyak faktor yang mempengaruhi hal tersebut. Terbatasnya lapangan kerja adalah
salah satu factor yang sering dijadikan alasan munculnya keadaan seperti itu.
Meskipun kenyataan ini harus diakui, ada baiknya tidak semata-mata menyalahkan
kurangnya kesempatan kerja ini. Sebab pada kenyataannya sering dijumpai keluhan
masih kurangnya tenaga kerja yang dibutuhkan, terutama tenaga kerja dengan
kualifikasi yang berketerampilan tinggi. Keluhan seperti ini kemudian merembet
pada terbatasnya tenaga kerja yang siap pakai.
Pada saat itu perhitungan serta kalkulasi
proyek-proyek investasi baru dapat dengan mudah dilakukan karena memang
terdapat kepastian berusaha yang tinggi dan tingkat resiko kegagalan dalam
berusaha yang rendah. Resiko berusaha yang rendah ini didukung oleh iklim
politik yang stabil. Keamanan dalam perjalanan barang pasokan dan bahan mentah
untuk kegiatan industri dan proses logistik dari produk dan barang jadi
perusahaan dapat terkirim dengan mudah dan murah ditangan konsumen.
Demikian juga sistem perijinan investasi masih
ditangani secara sentralistis sehingga sekaligus mengurangi rantai birokrasi
yang berlebihan. Tuntutan partai politik dan lembaga swadaya masyarakatpun
masih dalam koridor yang tidak banyak mengganggu jalannya proses berbisnis.
Kondisi iklim berusaha dan resiko investasi yang
positif ternyata kemudian membuah kan hasilnya. Perusahaan-perusahaan domestik
tanpa ragu-ragu dapat melakukan ekspansi usahanya disegala lini produksi. Minat
untuk melakukan investasi secara langsung pada sektor riil yang dilakukan oleh
masyarakat bisnis dan industri rumahtangga meningkat tajam baik di sektor
pertanian, perikanan, pertambangan, konstruksi, industri pengolahan, industri
berat, jasa keuangan dan perbankan, serta pada sektor-sektor jasa lainnya.
Minat investasi yang paling menonjol dan
menunjukkan peningkatannya adalah investasi langsung dalam rangka mendapatkan
fasilitas penanaman modal asing (FDI). Kehadiran FDI telah memberikan
kontribusi yang besar dalam mendorong kinerja laju pertumbuhan ekonomi
Indonesia, mendorong timbulnya industri pasokan bahan baku lokal, proses alih
teknologi dan manajemen, serta manfaat bagi investor lokal. Manfaat yang paling
menonjol adalah berkembang nya kolaborasi yang saling menguntungkan dan
terjalin antar investor asing dengan kalangan pebisnis lokal. Disini kita
melihat bagaimana bisnis dan industri komponen berkembang dengan pesat,
termasuk berbagai kegiatan usaha yang berorientasikan ekspor.
Perkembangan investasi langsung yang dahsyad
tersebut kemudian memberikan berbagai manfaat dan dampak positif untuk
perkembangan ekonomi nasional dan lokal. Devisa negara kita mengalami
peningkatan yang cukup berarti sehingga negara kita dapat memiliki cadangan
pendanaan untuk keperluan berjaga-jaga dalam kondisi yang kurang baik. Lapangan
kerja secara nasionalpun dapat diberikan pada jumlah yang tinggi, dimana dengan
satu persen laju pertumbuhan dalam perekonomian nasional dapat secara langsung
memberikan tambahan lapangan kerja antara 700 ribu sampai dengan 800 ribu
pekerja.
Jarang kita mendengar keluhan dari para calon
pekerja di daerah perkotaan yang sulit mendapatkan lapangan kerja. Tingkat
pengangguran dapat ditekan seminimal mungkin. Lapangan kerja yang diberikan
oleh kehadiran perusahaan asing dan domestik berorientasi kan ekspor secara
bersamaan telah dirasakan manfaatnya oleh kalangan pekerja kerah putih, para
lulusan program pasca sarjana maupun para lulusan dari program pendidikan
sarjana di tanah air. Ditempat lokasi kerja perusahaan asing putra-putra bangsa
mendapatkan pengalaman yang sangat luas dalam bidangnya masing-masing, dengan
pengenalan pada wawasan manajemen modern dan pengenalan terhadap kehadiran
pasar global. Beberapa diantara karyawan tersebut kemudian beralih status
menjadi entrepeneur-entrepreneur muda yang telah membesarkan perkembangan
usaha-usaha ekonomi berskala menegah dan kecil.
Perkembangan investasi pengusaha domestik dan asing tadi masih memberikan berbagai kontribusi positif untuk peningkatan sumber-sumber pajak perusahaan dan perseorangan yang berguna dalam pembangunan daerah pada tingkat satu dan tingkat dua. Perkembangan ekonomi lokal disekitar lokasi tempat usaha perusahaan-perusahaan yang menanamkan investasinya menunjukkan kecenderungan mendapatkan pengaruh dampak langsung dari kehadiran mereka. Penyelenggaran fasilitas umum dan sosial dapat ditingkatkan sekaligus bertambahnya tingkat konsumsi lokal terhadap kebutuhan pokok dan kebutuhan sehari-hari.
Perkembangan investasi pengusaha domestik dan asing tadi masih memberikan berbagai kontribusi positif untuk peningkatan sumber-sumber pajak perusahaan dan perseorangan yang berguna dalam pembangunan daerah pada tingkat satu dan tingkat dua. Perkembangan ekonomi lokal disekitar lokasi tempat usaha perusahaan-perusahaan yang menanamkan investasinya menunjukkan kecenderungan mendapatkan pengaruh dampak langsung dari kehadiran mereka. Penyelenggaran fasilitas umum dan sosial dapat ditingkatkan sekaligus bertambahnya tingkat konsumsi lokal terhadap kebutuhan pokok dan kebutuhan sehari-hari.
Sumber: